https://jember.times.co.id/
Opini

Dari Rahim Jadi Pahlawan

Senin, 10 November 2025 - 11:47
Dari Rahim Jadi Pahlawan Rioga Fransistyawan, S.Pd., Mahasiswa Pascasarjana UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

TIMES JEMBER, JEMBER – Memilih untuk berjuang di medan perang merupakan pilihan yang sungguh mulia. Setiap perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan menjadi hal yang harus dihargai. Dengan adanya perjuangan pahlawan dalam melawan penjajah memberikan dampak yang besar bagi bangsa Indonesia. 

Kenikmatan saat ini adalah nikmat yang diinginkan oleh para pahlawan sejak dulu. Mereka tidak bisa menghirup udara segar, namun yang dirasakan adalah kebahagiaan untuk semua. Kebahagiaan itu dirasakan apabila kita lebih mengerti arti kata dari pahlawan. 

Berbagai problem yang sudah dilalui di negeri ini khususnya tentang menghormati kedua orang tua. Banyak sekali kasus seorang anak yang tidak menghargai perjuangan dan pengorbanan seorang ibu. Seperti kota Bengkulu yang rela membunuh ibunya karena permintaan yang tidak dipenuhi. 

Hal inilah yang harusnya perlu dipahami bahwa pahlawan itu masih ada. Bukan hanya pahlawan yang memegang senjata akan tetapi, seorang ibu adalah sosok pahlawan yang melahirkan pahlawan bangsa dan negara. 

Pastinya untuk memajukan bangsa Indonesia dan melahirkan cendikiawan di masa yang akan datang. Karena itu, pentingnya penjelasan mengenai pahlawan bukan hanya saat di medan perang saat penjajah datang, akan tetapi pahlawan itu masih ada dan berada disekitar yakni sosok ibu.

Ibu adalah seorang pahlawan. Pahlawan yang tidak mengenal arti lelah dan berjuang untuk seorang anaknya. Pahlawan banyak yang gugur dalam medan perang namun seorang ibu tidak pernah gugur untuk mendidik anak-anaknya menjadi seorang pahlawan yang akan datang. 

Seorang ibu sampai lupa dengan kepentingan diri sendiri untuk memenuhi keinginan anak. Hal ini yang mendasari bahwa ibu bukan hanya sebatas orang tua melainkan soerang pahlawan yang memiliki jiwa kepahlawanan sehingga akan melahirkan pahlawan modern yang menjadikan warisan nyata di Indonesia.

Bentuk Jiwa Kepahlawanan

Seorang ibu dikenal sebagai orang tua yang melahirkan dan merawat serta mendidik anak-anaknya. Tanpa gelar bahkan tanpa pangkat seorang ibu menjadi pahlawan. Seperti yang sering didengar bahwa ibu adalah madrasatul ula atau sekolah pertama bagi anak-anaknya. 

Ibu rela mengubur mimpinya untuk memberikan kesempatan bagi anaknya untuk menjadi orang terbaik di kemudian hari. Tanpa adanya ibu tidak ada pahlawan bangsa. Dengan jiwa yang memberikan kehangatan dalam mendidik serta perhatian untuk memiliki rasa cinta terutama untuk bangsa Indonesia. 

Jiwa kepahlawanan telah dimiliki seorang ibu. Pahlawan bangsa yang gugur dengan semangat, tekad, dan kecintaan itu terlahir dari seorang ibu. Semangat ibu tak pernah pudar saat mengandung selama 9 bulan untuk menantikan pahlawan kecil hadir di kehidupannya. 

Tekad yang tinggi untuk mendidik dan memberikan ilmu serta cinta yang besar menumbuhkan rasa yang tinggi untuk peduli terhadap sesame, bangsa, negara, maupun agama.

Era modern juga memberikan dampak yang besar bagi seorang ibu. Dengan adanya teknologi seorang ibu juga harus memiliki cara tersendiri untuk tetap menjadi pahlawan di zaman modern. 

Mendidik anak di tengah globalisasi yang sangat pesat menjadi tantangan seorang ibu untuk memberikan Pendidikan kepada pahlawan kecil. Meski tanpa, perjuangan seorang ibu menghadapi kesulitan hidup adalah wujud nyata semangat kepahlawanan.

Seorang ibu juga harus menjaga nilai-nilai moral dalam perkembangan era digital. Sehingga seorang anak tidak kehilangan arah. Dengan mendidik anak yang berkarakter ibu sesungguhnya sedang menyiapkan pahlawan-pahlawan untuk di masa depan.

Tanpa disadari warisan bukan semata harta dan benda yang dapat dilihat akan tetapi, peran seorang ibu menjadi warisan nyata dalam sebuah negeri. Seorang ibu bukan hanya menjadi orang tau melainkan peran lainnya juga. Inilah warisan yang benar-benar nyata. Bukan hanya mendidik tetapi juga memberikan kesempatan bermimpi untuk anak-anaknya.

Tanpa adanya seorang ibu sebuah bangsa akan mengalami penjajahan. Selain itu, dari tangan seorang ibu lahir pahlawan modern dan kenikmatan bangsa sampai saat ini. 

Dengan adanya ibu pula memberikan hal-hal baru yang belum diketahui. Darinya dapat dipahami bahwa tanpa adanya ibu tidak akan melahirkan pahlawan. Karena seorang ibu benar-benar warisan nyata di bangsa Indonesia.

Setiap langkah seorang ibu adalah perjuangan. Setiap doa seorang ibu adalah keihklasan dan seorang ibu adalah pahlawan. Jangan biarkan pahlawan sendiri berjuang. Terus temani setiap langkahnya dan menjadi pahlawan selanjutnya.

 

***

*) Oleh : Rioga Fransistyawan, S.Pd., Mahasiswa Pascasarjana UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jember just now

Welcome to TIMES Jember

TIMES Jember is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.