TIMES JEMBER, JEMBER –
Bupati Jember Muhammad Fawait mengatakan bahwa tingginya angka pernikahan dini menjadi salah satu faktor penyumbang tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Jember.
"Berdasarkan hasil diskusi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi serta dokter spesialis anak, disimpulkan bahwa pernikahan dini menjadi salah satu penyebab utama tingginya angka (AKI dan AKB, Red)," kata Fawait saat menghadiri sosialisasi ramah sekolah di SMP Negeri 1 Panti, Senin (27/10/2025).
Karena itu, Fawait mengingatkan agar pelajar tidak menikah dini.
Menurutnya, pernikahan dini memiliki berbagai risiko.
"Pernikahan dini banyak risikonya, termasuk dampak pada kesehatan fisik, mental, dan ekonomi. Karena usia ideal untuk seorang wanita hamil adalah antara 21 hingga 35 tahun, dan hal ini perlu disosialisasikan secara luas," ujarnya.
Dia menerangkan, untuk mendorong semangat belajar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember telah menyiapkan 20.000 beasiswa bagi anak-anak Jember, yang ditujukan untuk jenjang perguruan tinggi.
Beasiswa ini mencakup berbagai kategori, mulai dari prestasi akademik, non-akademik, hingga afirmasi.
Tujuannya adalah memotivasi anak Jember agar menyelesaikan pendidikan hingga jenjang tertinggi.
Terkait upaya pencegahan pernikahan dini, Fawait meminta semua pihak, termasuk guru, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, untuk berperan aktif.
"Guru Bimbingan Konseling (BK) memiliki peran strategis untuk menanamkan kesadaran tentang risiko pernikahan dini kepada siswa. Guru Kelas juga memiliki peran penting karena intensitas pertemuannya yang lebih sering dengan siswa," jelasnya.
Dengan membangun kesadaran sejak dini mengenai pentingnya ilmu dan menghindari pernikahan dini, diharapkan angka kematian ibu dan bayi di Jember dapat ditekan dalam jangka panjang. (*)
| Pewarta | : M Abdul Basid (MG) |
| Editor | : Dody Bayu Prasetyo |