TIMES JEMBER, TEGAL – Pagi itu, suara air panas yang mengalir di Wisata Pancuran 13 Guci Kabupaten Tegal terdengar belum seramai biasanya. Lumpur sisa banjir masih nampak terlihat di beberapa sudut, sementara aroma khas pemandian air panas bercampur dengan bau tanah basah menjadi kerinduan.
Bagi warga sekitar wisata pemandian air panas pancuran 13 Guci, pemandangan ini menjadi pengingat bahwa alam pernah menguji kawasan wisata yang selama ini menjadi sumber penghidupan mereka.
Sutrisno (47), pedagang minuman hangat di sekitar Pancuran 13, masih ingat betul saat banjir menerjang kawasan wisata Guci beberapa waktu tahun lalu
Dalam hitungan jam, aliran air membawa lumpur dan bebatuan ke area pemandian. Lapaknya yang sederhana nyaris tak terlihat tertutup material banjir.
“Waktu itu sepi sekali. Biasanya akhir pekan ramai, tapi setelah banjir pengunjung takut datang,” ujarnya lirih seakan menantikan harapan kembali cerah.
Harapan warga kini mulai tumbuh kembali ketika Bupati Tegal Ischak Maulana datang bersama anggota DPR RI Haris Turino dan Kapolres Tegal, serta Dandim 0712/Tegal, Minggu (21/12/2025). Kehadiran mereka memberi keyakinan bahwa Pancuran 13 tidak akan dibiarkan begitu saja.
Ischak menyapa warga dan pedagang satu per satu. Ia mendengarkan keluhan dan sekaligus memastikan proses perbaikan berjalan. “Perbaikan akan terus kami lakukan dengan bantuan alat berat agar bisa cepat kembali normal,” ucapnya kepada awak media.
Bagi Sutrisno dan pedagang lainnya bahwa pernyataan itu bukan sekadar janji. Sejak pagi, mereka melihat alat berat bekerja, petugas bergotong royong membersihkan lumpur, dan aparat TNI-Polri membantu penataan kawasan.
“Kalau sudah dibersihkan begini, kami jadi punya semangat lagi dan harapan untuk mencari rejeki tak lagi sunyi” katanya.
Tidak jauh dari Pancuran 13, Aminah (39), warga setempat yang membuka warung makanan kecil, mengaku banjir sempat membuatnya khawatir kehilangan mata pencaharian. Wisata Guci adalah urat nadi ekonomi keluarganya.
“Kalau Guci sepi, kami juga ikut sepi. Jadi waktu Pak Bupati bilang Guci aman dikunjungi, rasanya lega,” ujarnya sambil melayani pembeli.
Ischak menjelaskan bahwa pembersihan di Pancuran 5 telah dilakukan lebih dulu bersama masyarakat. Kini, pancuran 5 sudah kembali dinikmati wisatawan. Upaya ini menjadi sinyal pemulihan dilakukan secara bertahap dan menyeluruh.
“Kawasan wisata Guci di Tegal ini tetap aman. Kami terus pantau dan benahi,” tegas Ischak.
Kehadiran anggota DPR RI Haris Turino menambah optimisme warga. Menurutnya, wisata seperti Guci tidak hanya soal keindahan alam, tetapi juga kehidupan masyarakat di sekitarnya.
“Wisata ini menghidupi banyak keluarga. Karena itu, kolaborasi lintas sektor sangat penting agar Guci tetap berkelanjutan,” ucapnya.
Sinergi itu juga terlihat dari keterlibatan TNI dan Polri. Kapolres Tegal dan Dandim 0712/Tegal tidak hanya hadir soal pengamanan, tetapi turut memastikan proses pemulihan berjalan aman dan lancar, membantu pengaturan pengunjung dan mendukung kegiatan pembersihan.
Di sela peninjauan, rombongan berdiskusi tentang langkah ke depan, mulai dari penataan fasilitas umum, perbaikan akses, hingga upaya mitigasi bencana agar kejadian serupa tidak terulang..
Pancuran 13 bukan hanya tentang air panas yang mengalir dari perut bumi. Ia adalah simbol harapan bagi warga di Guci. Ketika pemerintah, aparat, dan masyarakat berjalan bersama, harapan itu kembali mengalir hangat, perlahan, namun pasti. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ketika Bupati, DPR RI Hingga TNI-Polri Mengalirkan Harapan Warga Guci Kabupaten Tegal
| Pewarta | : Cahyo Nugroho |
| Editor | : Ronny Wicaksono |