https://jember.times.co.id/
Sosok

Menyibak Upaya Maryam Auliyah Merajut Simfoni Tradisi Budaya dalam Genggaman Digital

Kamis, 13 November 2025 - 15:39
Menyibak Upaya Maryam Auliyah Merajut Simfoni Tradisi Budaya dalam Genggaman Digital Mojang Harapan II Kota Bogor 2023, Maryam Auliyah. (FOTO: Maryam for TIMES Indonesia)

TIMES JEMBER, BOGOR – Di tengah hiruk pikuk Kota Bogor, Maryam Auliyah (22) memilih jalur yang tak banyak ditekuni anak muda seusianya. Perempuan yang akrab dengan panggilan Maryam ini tekun merajut kembali benang-benang tradisi budaya. 

Dalam hal ini dara cantik asal Kota Hujan yang kini tinggal di Dramaga ini mengawali keterlibatannya di dunia pageant pada tahun 2022 atas arahan dari kedua orang tuanya. 

"Dimulai dari arahan orang tua untuk mengikuti dunia pageant pada 2022," ujar Maryam kepada TIMES Indonesia, Kamis (13/11/2025), menjelaskan bagaimana pintu menuju dunia duta budaya dan pariwisata terbuka baginya.

Dari sanalah, ia kemudian diarahkan untuk mengikuti kontes Mojang Jajaka (Moka) Kota Bogor pada 2023. Ia mengakui bahwa alasan utamanya adalah exposure dan benefit yang didapatkan lumayan bergengsi.

Maryam yang sehari-hari berprofesi sebagai karyawan swasta dengan hobi baking ini memanfaatkan platform digital, akun media sosial Instagram @maryamauliyah, sebagai wadah untuk menyuarakan kecintaannya pada budaya.

Mojang-Harapan-II-Kota-Bogor-2023-B.jpgPotret Maryam Auliyah bersama Moka Kota Bogor. (FOTO: Maryam for TIMES Indonesia)

Jejak Prestasi dan Dedikasi

Meski usianya masih muda, Maryam telah menorehkan sederet prestasi yang menunjukkan dedikasi dan kemampuan organisasinya. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Pelaksana Pasanggiri Mojang Jajaka Kota Bogor 2025 dan menyabet gelar Mojang Harapan II Kota Bogor 2023. 

Selain itu, ia juga menempati Harapan I Bogor Leaders Talk 2022. Di ranah kampus, ia pernah menjadi Head of Communication and Information BEM FIB UI 2023 dan Vice President of FIB International Club 2023, serta pernah menjalani peran sebagai Student Success Intern di Schoters by Ruangguru. 

"Semua pengalaman dan pendidikan S1 yang saya tempuh menjadi bekal kuat dalam advokasi yang dijalankan di bidang kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi kreatif (ekraf)," ungkapnya sembari tersenyum manis.

Advokasi dan Ancaman Lupa

Sebagai Duta Pariwisata, Kebudayaan, dan Ekraf Kota Bogor, Maryam memiliki pandangan mendalam mengenai perannya. Ia berujar bahwa representasi budaya tidak seharusnya berhenti di layar kaca atau media sosial saja. 

Lebih lanjut dia menekankan, “We represent culture not only from camera and social media. It is something bigger. We have to understand the culture, apply it to our routine, and feel that the culture is belong to us, and we belong to them.”

Namun, tantangan yang ia hadapi tidaklah ringan. Ia menyoroti bagaimana sesuatu yang berbau tradisional lambat laun kehilangan peminat. Maryam khawatir jika tidak dikemas secara apik, budaya yang seharusnya menyatu dengan kita akan terancam punah. 

“Budaya yang seharusnya menjadi kesatuan dengan kita perlahan menjadi hal asing. Jika tidak dikemas sedemikian rupa sehingga mendatangkan perhatian dan peminat kembali, budaya akan terancam hilang bahkan musnah,” imbuhnya.

Simfoni Dukungan dan Harapan

Lebih jauh Maryam menyadari bahwa pencapaian ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Ia menyatakan bahwa dukungan orang tua, teman-teman, alumni, pihak sponsor, dan pemerintah berperan besar dalam milestones penting di hidupnya, terutama saat mengemban amanah sebagai Ketua Pasanggiri Mojang Jajaka Kota Bogor. 

"Meski sudah purna tugas, saya tegaskan bahwa kecintaan terhadap dunia pariwisata dan budaya akan terus digaungkan, salah satunya melalui platform digital yang dimiliki," ucap dia menjabarkan dengan nada penuh semangat.

Ia berharap dan mengajak generasi muda untuk mengambil peluang dari budaya yang mulai dilupakan, menjadikannya menarik di mata anak muda. Ia mencontohkan, di Kampung Ketupat Bogor yang masyarakatnya memproduksi daun ketupat, generasi muda masa kini tidak banyak yang tahu cara membuatnya. 

Dia menyarankan untuk membuat konten intermezzo, seperti tutorial membuat ketupat, sebagai upaya nyata melestarikan budaya di era digital. Ia mengajak generasi muda di era digital untuk mencintai budaya, seminimal mungkin mempromosikannya melalui media sosial. (*)

Pewarta : Wandi Ruswannur
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jember just now

Welcome to TIMES Jember

TIMES Jember is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.