TIMES JEMBER, JEMBER – Upaya meningkatkan kompetensi terus dilakukan Polije (Politeknik Negeri Jember) kepada para mahasiswanya. Seperti yang dilakukan pada Sabtu (13/3/2021) ini, dengan menggelar uji kompetensi yang melibatkan industri dan Dunia Usaha Kerja (Iduka).
Pelaksanaan uji kompetensi di lakukan di sejumlah laboratorium Polije dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
“Ini adalah uji kompetensi termin pertama dari tiga termin yang kita lakukan tahun ini. Kami punya target semua lulusan Polije harus memiliki sertifikasi kompetensi sesuai bidangnya,” ujar Deni Wijanarko, Manajer Sertifikasi Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Kesatu Polije (LSP P1 Polije) saat ditemui TIMES Indonesia di sela-sela uji kompetensi di kampus Polije.
Pada uji kompetensi termin pertama ini, terdapat 383 asesi yang akan diujikan dan terbagi dalam enam skema.
Yakni Skema Supervisor Mutu Pakan Peternakan, Skema Asisten Kebun Kelapa Sawit, Skema Web Developer, Skema Pengeringan Bahan Pangan, Skema Penyuluh Pertanian Fasilitator, dan Skema Produksi Bibit Tanaman Hortikultura secara In Vitro.
Dalam uji kompetensi kali ini, Polije mendatangkan observer dari tiga Industri dan Dunia Kerja (Iduka).
Yaitu Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslit Koka), PT Semesta, dan PT Pokphand.
Keterlibatan dunia industri tersebut untuk mencapai linearitas (kesesuaian) antara ilmu dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia industri
“Dengan mendatangkan observer dari dunia industri, itu akan mendatangkan masukan-masukan sehingga akan menghasilkan lulusan yang sesuai kebutuhan dunia kerja,” ujar Deni.
Asesi atau uji kompetensi itu diberikan kepada mahasiswa semester akhir, yaitu semester V untuk D3 dan semester VII untuk D4.
“Jadi lulusan Polije selain dapat ijazah, juga mendapatkan tiga SKPI (Sertifikasi Kompetensi Pendamping Ijazah ),” papar Deni.
Dengan adanya sertifikasi itu, lulusan Polije akan punya nilai tambah setelah keluar dari kampus.
“Tiga sertifikat kompetensi pendamping ijazah itu yakni di bidang komputer, bahasa asing (Inggris) dan yang terpenting ijazah kompetensi sesuai bidang prodi masing-masing,” ujarnya.
Salah satu uji kompetensi yang dilakukan adalah pengolahan biji edamame agar sesuai standar baku profesional yang dibutuhkan di dunia industri.
Dalam ujian tersebut, Edy Suharyanto STP MP, praktisi dari Puslit Koka dilibatkan sebagai observer.
“Sebagai observer, tugas kami adalah memastikan, agar ketika masuk dunia industri atau usaha tidak kaget. Jadi harus lengkap keterampilan yang dibutuhkan,” ujar Edy.
Sebagai praktisi, dia juga memantau penggunaan peralatan oleh mahasiswa peserta uji kompetensi di laboratorium.
“Proses dan peralatan yang terstandarisasi, akan berpengaruh pada mutu. Dari hasil uji kompetensinya, yaitu tepung edamame itu bisa dianalisis. Sehingga bisa diketahui kualitasnya dari setiap mahasiswa,” pungkas Edy.
Uji kompetensi yang dilakukan Polije pada Sabtu (13/3/2021) dilakukan melibatkan industri dan Dunia Usaha Kerja (Iduka) dengan mematuhi protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Semua yang terlibat wajib menggunakan masker dan atau face shield, menjaga jarak dan mencuci tangan secara berkala. (*)
Pewarta | : Muhammad Faizin AP |
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |