TIMES JEMBER, JAKARTA – Berikut adalah beberapa insiden tragis di stadion sepak bola dalam beberapa dekade terakhir, termasuk tragedi terbaru di Guinea yang menewaskan 56 orang akibat kekacauan di stadion.
Desember 2024 – Guinea
Keputusan kontroversial wasit memicu bentrokan dan kerumunan panik dalam pertandingan sepak bola di Nzerekore, Guinea tenggara, yang menewaskan 56 orang, menurut pihak berwenang.
Oktober 2022 – Indonesia, Tragedi Kanjuruhan
Sedikitnya 125 orang tewas dan lebih dari 320 lainnya terluka setelah pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang. Kekacauan terjadi ketika suporter Arema FC menyerbu lapangan setelah kekalahan 3-2, dan polisi merespons dengan menembakkan gas air mata, menyebabkan desak-desakan dan banyak korban meninggal karena sesak napas.
Januari 2022 – Kamerun
Delapan orang tewas dan 38 lainnya terluka dalam kericuhan di Stadion Olembe, Yaounde, sebelum pertandingan Piala Afrika antara Kamerun dan Komoro.
Februari 2012 – Mesir
Kerusuhan terjadi setelah pertandingan antara Al-Masry dan Al-Ahly di Port Said, menewaskan 73 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang. Akibatnya, liga sepak bola Mesir dihentikan selama dua tahun.
Maret 2009 – Pantai Gading
Sedikitnya 19 orang tewas dalam kekacauan di Stadion Felix Houphouet-Boigny, Abidjan, sebelum pertandingan kualifikasi Piala Dunia melawan Malawi.
Mei 2001 – Ghana
Sekitar 126 orang tewas di Stadion Accra akibat desak-desakan yang terjadi setelah polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerusuhan suporter. Insiden ini menjadi salah satu bencana sepak bola terburuk di Afrika.
April 2001 – Afrika Selatan
Sebanyak 43 orang tewas akibat desak-desakan ketika para penggemar mencoba memaksa masuk ke Stadion Ellis Park di Johannesburg saat pertandingan liga utama sedang berlangsung.
Oktober 1996 – Guatemala
Hingga 82 orang meninggal dan 147 lainnya terluka akibat longsoran manusia yang terjadi di tangga Stadion Nasional Guatemala City saat pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara Guatemala dan Kosta Rika.
Mei 1992 – Prancis
Sebuah tribun di Stadion Furiani runtuh sebelum semifinal Piala Prancis antara Bastia dan Olympique de Marseille, menewaskan 18 orang dan melukai lebih dari 2.300 lainnya. Pada 2021, pemerintah Prancis melarang pertandingan profesional pada 5 Mei untuk mengenang para korban.
Januari 1991 – Afrika Selatan
Empat puluh dua orang tewas dalam desak-desakan di Stadion Oppenheimer, Orkney, saat pertandingan pra-musim antara Kaizer Chiefs dan Orlando Pirates. Kerusuhan dipicu oleh serangan seorang penggemar terhadap suporter lawan dengan pisau.
April 1989 – Inggris
Sebanyak 96 pendukung Liverpool tewas akibat desak-desakan di tribun yang terlalu penuh di Stadion Hillsborough, Sheffield, sebelum semifinal Piala FA melawan Nottingham Forest. Korban ke-97 meninggal pada 2021 akibat kerusakan otak yang tidak dapat dipulihkan.
Maret 1988 – Nepal
Lebih dari 90 orang tewas saat massa berdesak-desakan menuju pintu keluar yang terkunci di tengah hujan es di Stadion Nasional Kathmandu.
Mei 1985 – Belgia
Tiga puluh sembilan orang tewas dan lebih dari 600 terluka akibat kekerasan suporter sebelum final Piala Eropa antara Juventus dan Liverpool di Stadion Heysel, Brussel.
Mei 1985 – Inggris
Sedikitnya 56 orang tewas dan lebih dari 200 terluka saat kebakaran melanda tribun di Stadion Valley Parade, Bradford, selama pertandingan divisi tiga melawan Lincoln City.
Oktober 1982 – Rusia
Para penggemar terdesak-desak saat meninggalkan pertandingan Piala UEFA antara Spartak Moscow dan HFC Haarlem di Stadion Luzhniki, Moskow. Pemerintah Uni Soviet saat itu tidak mengungkap tragedi ini selama bertahun-tahun. Angka resmi menyebutkan 66 korban tewas, tetapi laporan lain menyebut jumlahnya bisa mencapai 340 orang. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bencana Besar di Sepak Bola dalam Satu Dekade, Tragedi Kanjuruhan Malang yang Terbesar
Pewarta | : Wahyu Nurdiyanto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |