TIMES JEMBER, JEMBER – Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) berjanji tidak akan melindungi anggotanya yang terbukti melakukan pengeroyokan terhadap pesilat Pagar Nusa. Hal itu disampaikan Ketua PSHT Jember, Jono Wasinuddin menanggapi desakan dari PCNU Jember agar polisi segera menangkap pelaku pengeroyokan terhadap pesilat Pagar Nusa. 

“Saat ini kami terus berusaha mendinginkan suasana, sehingga tolong dibantu agar Jember ini kondusif,” ujar Jono Wasinuddin, Ketua PSHT Cabang Jember saat dikonfirmasi TIMES Indonesia, Rabu (21/4/2021). 

Perguruan silat PSHT, lanjut Jono selama ini telah berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya aksi anarkis yang melibatkan anggotanya.

“PSHT selalu mengajarkan budi pekerti luhur dan menghormati saudara tua serta menyayangi yang muda. Karena itu, jika ada beberapa oknum anggota PSHT yang berbuat anarkis, jangan langsung disangkutpautkan kepada organisasi. Karena anggota kami itu ada ribuan,” papar pria yang juga perangkat kecamatan di Jember ini. 

Secara organisasi, PSHT telah membuat aturan yang tegas terhadap anggotanya yang melanggar aturan.

Terdapat tiga tingkatan sanksi yang akan diberikan kepada pelanggar.

Sanksi terberat, yakni pemecatan.

Namun Jono enggan memastikan apakah anggota yang terlibat dalam pengeroyokan di Bangsalsari dan Puger otomatis dipecat atau tidak. 

Terkait deadline 3x24 jam yang diberikan PCNU Jember agar polisi menangkap semua pelaku pengeroyokan, Jono menilainya cukup sulit dilakukan.

Karena itu ia mengajak semua pihak untuk kembali menghormati penyidikan yang dilakukan kepolisian. 

“Menangkap puluhan orang pelaku pengeroyokan itu kan bukan hal yang mudah. Kami hormati proses hukum yang berlaku. Kami pastikan tidak akan melindungi yang bersalah. Karena pendekar tidak seperti itu,” tutur Jono. 

Sebelumnya, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember bereaksi atas dua insiden penyerangan terhadap anggota Pagar Nusa, perguruan silat yang berada di bawah naungan ormas tersebut.

Penyerangan yang terjadi di Bangsalsari dan Puger tersebut terjadi pada akhir pekan lalu, dan diduga dilakukan oleh oknum anggota perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terete (PSHT). 

PCNU Jember bersama beberapa strukturnya –termasuk Pagar Nusa- menggelar rapat khusus terkait insiden tersebut pada Selasa (20/4/2021) kemarin.

Dalam jumpa pers usai rapat, PCNU Jember mengeluarkan ultimatum kepada Polres Jember untuk berani bertindak tegas menangkap seluruh pelaku pengeroyokan terhadap anggota Pagar Nusa.

Baik yang terjadi di Bangsalsari maupun Puger.  

Terpisah, Polres Jember merespon cepat kasus pengeroyokan anggota Perguruan Pencak Silat Pagar Nusa yang dilakukan oleh anggota PSHT.

KBO Sat Reskrim Polres Jember, Iptu Sholikhan Arief, SH, MH, menegaskan bahwa kasus tersebut sudah ditangani Sat Reskrim Polres Jember dan sedang dalam proses penyidikan.

"Kami masih melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi yang mengetahui dan melihat pada waktu kejadian," kata Iptu Arief.

Dia menerangkan, pihaknya telah meminta keterangan beberapa saksi.

"Anggota kami masih melakukan upaya penyelidikan untuk mengetahui keberadaan para pelaku," akunya.

Pihak Polres Jember sudah memeriksa 2 orang saksi yaitu saksi pelapor dan teman pelapor yang pada waktu kejadian berada di lokasi kejadian.

"Masih ada dua saksi yang akan kami mintai keterangan yaitu korban W yang mengalami luka robek di kepala dan F luka lecet di pipi," ungkapnya.

Sementara itu Kapolres Jember AKBP Arif Rachman Arifin, SIK, MH, mengatakan bahwa semua tindakan pidana akan diproses secara hukum. 

"Bahwa di negara hukum setiap orang yang melakukan tindakan pidana akan diproses secara hukum," tegas Kapolres. 

Untuk diketahui, PSHT Jember berjanji tidak akan melindungi anggotanya yang terbukti melakukan pengeroyokan terhadap pesilat Pagar Nusa. (*)