TIMES JEMBER, JEMBER – Dengan diberlakukannya penyekatan pemudik pada 6 - 17 Mei 2021 untuk mengantisipasi risiko peningkatan kasus baru Covid-19. Banyak Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang terkena dampak.

"Memang kebijakan penyekatan berasal dari pemerintah pusat, tentunya kita yang ada di daerah terdampak dengan kebijakan ini. Namun harus di ingat, faktor utama yang harus kita jaga yaitu faktor kesehatan untuk saat ini," ujar Nur Rizal Arif, Ketua HIPMI Jember kepada TIMES Indonesia, Minggu (9/5/2021). 

Untuk menyikapi hal tersebut, Rizal mengimbau bagi UMKM terutama yang tergabung dengan HIPMI, untuk menyiasati dengan memaksimalkan pemasaran secara daring.

Rizal juga mengatakan inovasi dan kreativitas sangat penting dimiliki oleh setiap pengusaha, mengingat pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir sampai saat ini. 

"Inovasi dan kreativitas tetap dibutuhkan, kemarin pada saat awal puasa anggota kami membuat usaha kreatif yakni es bar-bar yang viral sampai ke pusat. Memang kreativitas dan inisiatif memang diperlukan saat ini," imbuhnya. 

Selain itu, Rizal sudah menyiapkan program pelatihan untuk meningkatkan produktivitas yang ada di desa.

Namun, untuk program pelatihan-pelatihan masih belum bisa dilakukan karena terganjal izin.

"Program kami ada di dua desa, yakni Tanggul dan Semboro. Kalau di Semboro penghasil jeruk, nah kami tidak mungkin hanya jeruk. Bagaimana jeruk ini diolah untuk bisa menjadi manisan atau minuman jeruk," ungkapnya.

"Kalau untuk di Tanggul, di sana kami berencana untuk menjadikan Tanggul menjadi desa wisata religi. Masyarakat disana kira akan pelatihan untuk membikin kaos, suvernir," lanjutnya.

Ketua HIPMI Jember itu juga menegaskan, dalam waktu dekat akan menggelar Rapat Kerja Cabang (Rakercab) untuk upgrading anggotanya. "Kami sebagai organisasi melakukan upgrading terus terhadap anggota. Makanya dua bulan lagi kami melakukan Rakercab," imbuhnya. (*)