TIMES JEMBER, JEMBER –
Kasus dugaan penganiayaan yang menimpa bocah SD berusia sembilan tahun oleh tantenya sendiri beberapa waktu lalu, mendapat perhatian khusus dari Komisi D DPRD jember.
Indi Naidha, Sekretaris Komisi D DPRD Jember, meminta kepolisian mengusut tuntas kasus yang menyebabkan korban mengalami luka parah tersebut.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengusut tuntas penganiayaan ini, sehingga terduga pelaku mendapatkan efek jera," ujar Indi, Senin (2/6/2025).
Saat ini korban penganiayaan dalam pengawasan orangtua kandungnya usai mengalami trauma berat.
Selain itu, korban juga memperoleh pendampingan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Jember serta psikolog.
Indi juga mengatakan bahwa penganiayaan tersebut bukan pertama kali dilakukan oleh pelaku.
“Tak hanya Z selaku korban, adiknya juga pernah diancam untuk dijatuhkan ke sumur dengan cara satu kakinya diikat, sementara kepala dijatuhkan ke dalam mulut sumur. Dan kejadian penganiayan itu bukan kali pertama,” jelasnya.
“Alhamdulillah semua urusan pengobatan, sudah dapat kami tanggulangi. Apalagi luka siram kuah panas bakso di pangkal paha korban sangat mengkhawatirkan,” imbuhnya.
Politisi PDI Perjuangan tersebut mengatakan bahwa dirinya ingin menginisiasi berdirinya tempat rehabilitasi korban KDRT.
Menurutnya, hal itu perlu dilakukan karena banyaknya kasus KDRT di Jember, baik yang dilaporkan maupun yang tidak dilaporkan ke polisi.
“Saya sebagai aktivis perempuan merasa perlu rumah singgah itu ada. Dan saya sebagai kader PDI Perjuangan akan memulainya,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : M Abdul Basid (MG) |
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |