TIMES JEMBER, JAKARTA – Jepang akan membeli 42 unit pesawat tempur canggih F-35 Lighting II dari Amerika Serikat setelah kapal induknya JD Izumo berhasil melakukan uji coba operasi lepas landas pendek dan pendaratan vertikal (STOVL) sejak 3 Oktober 2021.
Dilansir Naval news, Jepang adalah salah satu dari 14 negara di dunia yang berpartisipasi dalam program F-35 Lightning II Joint Strike Fighter dan mengumumkan pada Agustus 2019 lalu bahwa mereka akan membeli 42 pesawat F-35B dari Amerika Serikat.
Keberhasilan uji coba itu memang atas permintaan Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF). Amerika kemudian mengerahkan Marine Fighter Attack Squadron (VMFA) 242 dan berhasil melakukan take off pendek dan pendaratan vertikal pesawat F-35 Lightning II.
Marinir AS naik ke JS Izumo dan bekerja langsung dengan Personel JMSDF sebagai bagian dari upaya bilateral untuk memastikan uji kemampuan itu efektif dan aman.
"Uji coba ini telah membuktikan bahwa JS Izumo memiliki kemampuan untuk mendukung lepas landas dan pendaratan pesawat STOVL di laut, yang akan memungkinkan kami untuk memberikan opsi tambahan untuk pertahanan udara di Samudra Pasifik dalam waktu dekat," kata Komandan Escort Flotilla One, Laksamana Muda JMSDF Shukaku Komuta.
Pesawat F-35B yang diujicobakan pada kapal induk JD Izumo, Jepang, berhasil melakukan take off pada landasan pendek dan landing vertikal.(FOTO: Screenshot Naval.news)
Pengumuman akan membeli 42 unit pesawat canggih F-35 Lightning II itu dinilai sangat penting karena terakhir kali Jepang mengoperasikan kapal induk adalah lebih dari 75 tahun yang lalu.
"Kami masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan sampai hari JSDF dapat secara teratur menggunakan pesawat STOVL di laut. Tetapi saya yakin bahwa kemitraan yang kuat dan rasa saling percaya antara kedua negara, maka kami akan menghasilkan realisasinya," tambah Komuta.
Pesawat F-35 Lighting II dilengkapi teknologi siluman terbaru dan memiliki rangkaian sensor canggih yang memungkinkannya menciptakan kesadaran dinamis akan ruang pertempuran.
F-35 juga bisa dengan cepat berbagi informasi ini dengan platform pesawat dan pusat komando lainnya, termasuk yang dioperasikan oleh sekutu dan mitra multinasional, menciptakan kesadaran situasional yang lebih besar bagi para komandan.
"Kami sangat percaya diri pada Joint Strike Fighter dan sangat ingin sekutu Jepang kami memiliki kemampuan yang sama di tangan mereka, yang pada akhirnya berkontribusi pada tujuan bersama kami untuk mempertahankan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," ujar Komandan Jenderal Sayap Pesawat Marinir ke-1, Mayor Jenderal Brian W. Cavanaugh.
VMFA-242 adalah salah satu dari dua skuadron F-35B yang ditempatkan secara permanen di Pangkalan Udara Korps Marinir Iwakuni, Jepang dan merupakan salah satu dari banyak unit yang ditempatkan di depan yang secara rutin berlatih dengan Pasukan Bela Diri Jepang.
F-35B mewakili penyeimbangan kembali Amerika Serikat terhadap Indo-Pasifik dan komitmennya terhadap pertahanan Jepang dan keamanan regional dengan peralatan paling canggih dan modern dalam inventaris AS.
Aliansi AS-Jepang berperan sebagai landasan bagi perdamaian dan keamanan regional selama lebih dari 60 tahun dan tetap sangat diperlukan untuk kepentingan keamanan bersama di Indo-Pasifik.
Amerika Serikat menyebutkan, aliansi ini dibangun di atas kepentingan bersama, nilai-nilai bersama, komitmen terhadap kebebasan dan hak asasi manusia, dan mempertahankan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Aliansi akan tidak pernah lebih kuat, dan tidak pernah lebih penting bagi kawasan ini daripada saat ini karena sedang menghadapi tantangan keamanan yang semakin sulit.
Amerika Serikat berkomitmen untuk pertahanan Jepang. Pelatihan dan pengujian gabungan seperti uji coba kapal induk JD Izumo untuk STOVL pesawat F-35 B juga yang memungkinkannya untuk meningkatkan interoperabilitas dan tetap menjadi pencegahan yang kredibel terhadap ancaman yang semakin parah di kawasan ini. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |