https://jember.times.co.id/
Berita

[CEK FAKTA] Pernyataan IDI Terkait Wabah Covid-19

Kamis, 25 Maret 2021 - 21:16
[CEK FAKTA] Pernyataan IDI Terkait Wabah Covid-19 Sebuah Informasi berupa pernyataan IDI tentang wabah covid-19 beredar di media sosial Facebook.

TIMES JEMBER, JAKARTA – Informasi berupa pernyataan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) tentang wabah covid-19 beredar di media sosial Facebook dan aplikasi percakapan WhatsApp.

Salah satu yang membagikan klaim pernyataan itu adalah akun Facebook Tn Tara PBworked. Dia mempostingnya di Facebook pada Minggu (21/3/2021).

Berikut narasi lengkap yang beredar:

Wahaiii warga negara indonesia ku tercinta...sadarr lah akan fitnah wabahh ini..kita sedang d jajah negara lain..dgn mengemparkan wabah covid 19 agar kita menjadi warga negara yg bodoh dan tidak memiliki generasi2 hebat...!
Tulisan ini dari kawan-kawan komunitas IDI ( Ikatan Dokter Indonesia ) Tulisan nya bagus dan ilmiah
JANGAN TERMAKAN PEMBODOHAN BERPIKIRLAH DENGAN AKAL SEHAT AGAR SELALU SEHAT PULA SELURUH TUBUHNYA
Terus terang kami paham sebenarnya apa yang terjadi, hakekatnya udara didunia ini bersih dan sehat, tidak ada pandemi, tidak ada covid dan tidak ada virus yang berterbangan yang mematikan, semua itu adalah bentuk pengelabuan dan pembodohan global !
Contoh negeri Swedia, Korea Utara, Chechnya, Tajikistan dan sebagian negeri-negeri Islam ex jajahan Soviet adalah negeri yang aman sehat semua rakyatnya tidak ada satupun yang diklaim terkena covid, kok bisa ?
Karena negara-negara tersebut tegas menolak keras himbauan dari WHO, karena bagi negara tersebut ini adalah 'isu pandemi' bukan 'wabah pandemi', dengan tujuan mematikan perekonomian dan sosial masyarakat suatu negara.
Secara LOGIKA saja, pertama bila covid ini disebut pandemi ( wabah virus yang mematikan ), tentunya dan seharusnya orang-orang disekitar kita sudah banyak yang mati bergelimpangan pula dan berjatuhan di jalan-jalan, di pasar-pasar, dirumah-rumah mereka sendiri pada berjatuhan mati seperti yang kita lihat yang terjadi di wuhan china sana, tidak harus mati di rumah sakit, karena katanya pandemi ? 
Masih percayakah yang mati berjatuhan di jalan-jalan di wuhan china itu adalah karena covid ? Ternyata China RRC telah berhasil membuat pembodohan kepada seluruh dunia.
Logika kedua, bisa dipikir dengan akal sehat saja kasus-kasus yang terjadi mengapa orang-orang yang diklaim 'positif' lalu karantina dirumah sendiri ( mandiri ) 99% tidak pernah ada satupun korban yang meninggal, betul ? 
Tapi yang di karantina di rumah sakit pasti banyak dari teman-teman kita dan saudara kita yang kita cintai meninggal mereka hanya menjadi korban kematian justeru saat dirumah sakit.
Mengapa kasus korban kematian covid

cek-fakta-Wabah-Covid-2.jpgSumber: Postingan Facebook

CEK FAKTA 

Hasil penelusuran TIMES Indonesia, pernyataan IDI terkait wabah Covid-19 merupakan informasi hoaks. Sebab, informasi tersebut bukan fakta yang sebenarnya. 

Menurut penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia, melalui mesin pencari ditemukan bahwa informasi tersebut dibantah oleh IDI.

Ketua IDI Dr Daeng M Faqih mengatakan, organisasi IDI tidak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut.

"Bukan dari IDI, hoaks," kata Daeng, Selasa (23/3/2021) kepada kompas.com.

Untuk mendapatkan informasi resmi dari IDI, kata daeng, masyarakat perlu mengakses laman resmi organisasi, yakni http://www.idionline.org/.

cek fakta Wabah Covid 3Sumber: [HOAKS] Pernyataan IDI terkait Pandemi Covid-19 | Kompas

Bantahan juga disampaikan oleh Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Dr. Adib Khumaidi, SpOT. Ia menyebut postingan dan pesan berantai yang beredar tidak benar.

"Pesan berantai dan postingan itu hoaks. IDI tidak pernah mengeluarkan rilis seperti itu," ujar Dr. Adib, Senin (22/3/2021) kepada liputan6.com.

Ia juga meminta masyarakat agar tidak langsung percaya dengan postingan atau pesan berantai terkait pandemi virus corona covid-19.

"Kami mengimbau masyarakat mencari informasi ke sumber resmi melalui rilis-rilis resmi dari Organisasi Kesehatan yang ada," ujarnya.

Bantahan juga disampaikan dr. Seno Purnomo. Dia menyatakan pesan berantai atau postingan itu sudah beredar lama.

"Hoaks itu sudah lama tapi memang konten yang ada terus ditambahkan. Pertama kali beredar hoak itu pada pertengahan 2020," ujar dr. Seno yang juga Ketua BHP2A IDI Jakarta Pusat.

cek fakta Wabah Covid 4Sumber: Cek Fakta: Hoaks Pesan Berantai Pernyataan IDI terkait Pandemi Virus Corona Covid-19 | Liputan6

Selanjutnya, Tim Cek Fakta juga menelusuri sejumlah klaim yang terdapat dalam postingan tersebut. Sejumlah klaim tersebut yakni:

1. Warga di negara Swedia, Korea Utara, Chechnya, dan Tajikistan, tidak ada yang terkena covid-19. 

2. Bila covid-19 disebut pandemi, seharusnya orang-orang di sekitar kita sudah banyak yang mati bergelimpangan  dan berjatuhan.

3. Orang positif covid-19 yang melakukan karantina mandiri 99% tidak pernah ada yang meninggal.

Atas sejumlah klaim tersebut, Tim Cek Fakta Tempo menemukan fakta. 

Klaim 1: Warga di negara Swedia, Korea Utara, Chechnya, dan Tajikistan, tidak ada yang terkena Covid-19

Fakta:

Dilansir dari Worldometers, hingga 23 Maret 2021, Swedia telah mencatatkan jumlah kasus Covid-19 sebanyak 744.272 orang dengan kematian 13.262 orang. Di Tajikistan, sebanyak 13.308 orang telah terinfeksi Covid-19 dan 90 orang di antaranya meninggal dunia.

Terkait kasus Covid-19 di Chechnya, sebuah wilayah berbentuk republik di Rusia, data terakhir yang berhasil ditemukan adalah data pada Mei 2020 silam yang dimuat oleh The New York Times. Ketika itu, Chechnya melaporkan 1.046 kasus dengan 11 kematian.

Sementara data kasus Covid-19 di Korea Utara tidak tersedia secara terbuka.

---

Klaim 2: Bila covid-19 disebut pandemi, seharusnya orang-orang di sekitar kita sudah banyak yang mati bergelimpangan  dan berjatuhan.

Fakta:

Pandemi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas. Menurut definisi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pandemi adalah penyebaran penyakit baru ke seluruh dunia.

Dari pengertian tersebut, pandemi bukan ditunjukkan dari banyaknya orang yang mati bergelimpangan. Covid-19 dikategorikan sebagai pandemi karena, hingga saat ini, penyakit itu telah menyebar ke sebagian besar negara, dengan total kasus Covid-19 mencapai 124.326.764 orang dan jumlah kematian lebih dari 2,7 juta orang.

---

Klaim 3: Orang positif covid-19 yang melakukan karantina mandiri 99% tidak pernah ada yang meninggal.

Fakta:

Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan, penanganan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 dilakukan berdasarkan gejalanya. Pasien yang tidak bergejala akan diimbau untuk melakukan isolasi mandiri di rumah atau di rumah sakit darurat. Bagi pasien dengan gejala berat, mereka akan diisolasi di rumah sakit atau rumah sakit rujukan.

Menurut epidemiolog dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Masdalina Pane, yang dikutip dari CNN Indonesia, jumlah kematian akibat Covid-19 yang tinggi di Indonesia disebabkan oleh terlambatnya pemberian penanganan. Hal itu dipicu oleh faktor ketidaksiapan sistem kesehatan Indonesia untuk menangani pasien dengan gejala sedang hingga berat.

cek fakta Wabah Covid 5Sumber: Keliru, Pesan Berantai tentang Pandemi Covid-19 Hanya Tipuan yang Diklaim Berasal dari IDI | Tempo

Penelusuran atas informasi yang diklaim pernyataan IDI tersebut telah dilakukan oleh Liputan6, Tempo, dan Kompas. Hasilnya mengarah pada kesimpulan yang sama, yakni informasi hoaks.

cek fakta Wabah Covid 6Sumber: Cek Fakta: Hoaks Pesan Berantai Pernyataan IDI terkait Pandemi Virus Corona Covid-19 | Liputan6

cek fakta Wabah Covid 7Sumber: Keliru, Pesan Berantai tentang Pandemi Covid-19 Hanya Tipuan yang Diklaim Berasal dari IDI | Tempo

cek fakta Wabah Covid 8Sumber: [HOAKS] Pernyataan IDI terkait Pandemi Covid-19 | Kompas

KESIMPULAN

Menurut hasil penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, informasi mengenai pernyataan IDI terkait wabah Covid-19 yang beredar tersebut merupakan informasi yang salah. Informasi tersebut tidak mencantumkan sumber resmi dan belum ada data resmi ataupun riset terkait kebenarannya.

Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, informasi tentang pernyataan IDI terkait wabah Covid-19 masuk dalam kategori False context (konteks keliru). 

False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.

----

Cek Fakta TIMES Indonesia

TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)

Pewarta : Imadudin Muhammad
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jember just now

Welcome to TIMES Jember

TIMES Jember is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.