TIMES JEMBER, JEMBER – HM Arum Sabil, praktisi Agribisnis dan Pendidikan Indonesia berbincang dengan Ir. Atik Bintoro, MT. APU, Kepala riset dan inovasi pesawat terbang transportasi pesawat nasional disela-sela kegiatan Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU), yang digelar di City Forest and Farm Arum Sabil, Sumbersari, Jember, pada 8 sampai 10 Oktober 2021.
"Alhamdulillah, sore ini kita dapat berbincang santai dengan para tokoh yang luar biasa dan yang memilik keahlian yang tidak dimiliki oleh orang pada umumnya," tutur Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Jawa Timur ini, pada Minggu (10/10/2020).
Dalam kesempatan tersebut, HM Arum Sabil, yang juga Wakil Ketua Umum DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), menanyakan beberapa hal seputar Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik Indonesia (Lapan RI).
Salah satunya, seputar kesempatan untuk anak muda agar bisa mengabdi pada negeri tentang riset penerbangan dan antariksa.
Kepala riset dan inovasi pesawat terbang transportasi pesawat nasional, Ir. Atik Bintoro, MT. APU, menerangkan masih banyak peluang yang bisa diraih oleh anak muda di Indonesia untuk bisa bergabung dengan Lapan RI.
"Masih banyak peluang, sangat banyak, di penerbang sendiri kita perlu sekitar 124 orang yang kompeten," tutur Atik.
Peserta Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU). Dzurriah KH. Abdul Wahab Chasbullah. (Foto: Arip Ripaldi TIMES Indonesia).
Atik menjelaskan, Lapan RI, saat ini bergabung dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Untuk saat ini di BRIN memiliki kebijakan diutamakan minimal S3 atau para dokter. Namun, tetap terbuka untuk S2.
Lapan RI didirikan sejak tahun 1963 oleh Presiden Pertama Ir Soekarno. Saat itu, katanya, Presiden Soekarno, memiliki cita-cita besar untuk Indonesia dalam rangka menguasai dirgantara.
Untuk menguasai dirgantara, diperlukan orang-orang yang bergerak dibidang sain teknologi di dirgantara. "Presiden Soekarno, memberikan wadah yaitu lembaga penerbangan dan antariksa," katanya.
Lebih jauh, Atik menerangkan, banyak capaian yang sudah di raih oleh Lapan RI, diantaranya desain roket RX 420, satu roket bisa mencapai 80 km dan bisa dibuat dengan 3 tingkat.
Roket ini di desain untuk misi perdamaian, bukan untuk perang. Semata-mata untuk kemanusiaan, penelitian atmosfer kemudian untuk meliat penginderaan.
"Roket ini bukan untuk membunuh namun untuk menjaga negeri ini dan kegiatan lain yang berkaitan dengan energi," ungkapnya.
Atik juga mengajak anak muda Indonesia untuk ikut bergabung dengan Lapan RI, dengan berbagai macam disiplin ilmu, karena tidak hanya disiplin ilmu tehnik, bisa juga disiplin ilmu sosial disiplin dan ilmu hukum. "Hukum ini kita perlu didukung hukum Internasional," pungkasnya.
Terpisah, Ketua panitia PKPNU, Ulfah Masfufah menerangkan, Kegiatan PKPNU, ini di khususkan untuk keluarga besar Anak Cucu atau keturunan (Dzurriyah) KH Abdul Wahab Chasbullah, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama.
"Tujuannya sebagai keluarga besar, atau Dzurriah keturunan keluarga besar KH Abdul Wahab Chasbullah, digeneralisasi-generasi ke tiga dan empat, anak cucu cicit agar lebih mengerti bagaimana Perjuangan mbahnya. Perjuangan dan ikhtiar yang dilakukan kakeknya," tuturnya.
Ia juga berharap, para peserta mulai dari anak cucu cicit lebih barisan barisan dan memiliki persepsi yang sama terhadap gerakan apapun yang dilakukan KH Abdul Wahab Chasbullah.
"Sehingga semua Dzurriyah bisa menghargai kakeknya," katanya.
Ia juga mengapresiasi KH Arum Sabil, atas fasilitas dan layanan yang diberikan kepada para panitia dan para peserta serta kemurahan hati dan dukungannya dalam mensukseskan acara PKPNU tersebut. "Semoga allah memberikan balasan yang berlipat ganda," tukasnya. (*)
Pewarta | : Arip Ripaldi (MG-359) |
Editor | : Irfan Anshori |