TIMES JEMBER, JEMBER – Suasana alunan musik rancak nan meriah mengalun di sisi timur Alun-alun Jember pada Sabtu (19/7/2025).
Festival Musik Patrol yang digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jember mampu menyedot animo masyarakat.
Kompetisi musik khas Jember itu digelar dalam rangkaian kegiatan bertajuk ‘Digitalisasi Untuk Seluruh Karesidenan Besuki dan Lumajang (DULUR SEKARKIJANG)’.
“Alhamdulillah senang banget dengan adanya even ini, karena bisa menggairahkan seni budaya asli Jember yang bercirikan Pandhalungan. Karena selama ini, even musik patrol hanya digelar ketika bulan puasa atau Agustusan,” ujar Nela Puspita, salah satu vokalis grup musik patrol ‘Artal’ yang menjadi peserta Festival Musik Patrol yang digelar KPwBI Jember.
Nela mengapresiasi cara Bank Indonesia yang menggelar literasi dan sosialisasi transformasi ekonomi digital dengan strategi yang lebih inklusif. Yakni menggandeng para pegiat seni.
Bersaing dengan belasan grup musik patrol dari berbagai penjuru Jember, Artal yang merupakan akronim dari Arek Talangsari -nama salah satu kawasan di pusat kota Jember- tak hanya menampilkan pertunjukan musik Patrol.
Tetapi juga mengkombinasikannya dengan pertunjukan Tak-Buthak-an, sebuah pertunjukan wayang orang khas Pandhalungan.
“Selama ini perkembangan musik Patrol khas Jember terasa monoton, karena hanya digelar di bulan puasa dan Agustusan. Sehigga sosialisasi ekonomi digital yang digelar oleh KPw BI Jember sangat luar biasa sekali,” ujar Rico, salah satu pendiri dan pemimpin grup musik Patrol ‘Artal’.
Di sela-sela acara, pengunjung juga dapat memanfaatkan layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Inovasi ini mendorong adopsi digital dalam pelayanan publik dan memudahkan masyarakat memenuhi kewajibannya secara efisien.
Menariknya, 40 orang pertama yang melakukan pembayaran mendapatkan hadiah paket sembako sebagai bentuk insentif dan penghargaan.
Selain Festival Musik Patrol, KPwBI Jember juga menggelar Lomba Amazing Race beberapa jam sebelumnya.
Lalu pada malam harinya, rangkaian acara ditutup dengan Grand Event yang berlangsung mulai pukul 18.30 hingga 22.00 WIB.
Grand Event mampu menyedot ratusan pengunjung yang terpukau dengan penampilan dari dua penyanyi kenamaan, Fira Cantika dan Vita Alvia.
Ini menjadi cara Bank Indonesia untuk menjangkau generasi muda dan masyarakat luas dalam mendorong transformasi ekonomi digital.
Pada acara Grand Event, juga dilaksanakan peresmian implementasi QRIS pada ekosistem Tempat Pelelangan Ikan di Wilayah Sekarkijang yaitu TPI Puger (Jember), TPI Panarukan (Situbondo) dan TPI Muncar (Banyuwangi).
Program Implementasi QRIS pada Komunitas Bank Sampah di Jember yakni Desa Andong Sari, Kecamatan Ambulu dan Desa Dukuh Dempok, Kecamatan Wuluhan.
Selain itu juga dilaksanakan pemberian bantuan sarana dan prasarana dukungan digital pariwisata kepada sejumlah kelompok sadar wisata (Pokdarwis) di Jember yakni Pokdarwis Suci Tangguh, Panti dan Yayasan Tanoker Ledokombo, Jember.
“Program Dulur Sekarkijang ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan bagian dari strategi jangka panjang Bank Indonesia dalam mendukung transformasi digital di sektor ekonomi dan keuangan,” ujar Kepala KPwBI Jember, Gunawan di sela-sela acara.
Melalui kegiatan ini, KPwBI Jember menegaskan komitmennya menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan. Juga mendukung terwujudnya masyarakat yang semakin melek teknologi dan cakap secara finansial.
“Dengan menggandeng pemangku kepentingan daerah, kegiatan ini bertujuan memperluas inklusi keuangan, mendorong elektronifikasi transaksi di sektor publik dan ritel, serta menumbuhkan ekosistem digital yang sehat dan aman,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : M Abdul Basid (MG) |
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |