TIMES JEMBER, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, membagikan cerita hangat tentang persahabatannya yang telah terjalin selama 45 tahun dengan Yang di-Pertuan Agong XVII Sultan Ibrahim. Hubungan yang dimulai sejak masa muda mereka di Amerika Serikat ini menjadi bagian dari kedekatan emosional Prabowo dengan Negeri Jiran, Malaysia.
"Hubungan kami sangat lama, mungkin sudah 45 tahun saya dengan Yang di-Pertuan Agong. Waktu kita masih sama-sama muda, kita pernah sekolah sama-sama di Amerika. Waktu itu saya masih kurus, jadi hubungan ini lama," tutur Prabowo dengan senyum, saat memberikan keterangan pers usai pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Menara Kembar Petronas, Kuala Lumpur, Senin (21/1/2025).
Seperti Pulang Kampung di Malaysia
Dalam pernyataannya, Prabowo juga mengungkapkan rasa kedekatan khusus dengan Malaysia, yang menurutnya sudah seperti rumah kedua. Masa kecilnya banyak dihabiskan di negeri tersebut, di mana ia bersekolah dan tinggal bersama keluarganya.
"Keluarga saya, orang tua saya, sangat dekat dulu dengan pendiri-pendiri Malaysia, founding fathers of modern Malaysia, Tunku Abdul Rahman dan Tun Abdul Razak. Jadi kita banyak hubungan emosional dengan Malaysia," kata Presiden.
Prabowo menceritakan bagaimana hubungannya dengan Malaysia tidak hanya bersifat diplomatik, tetapi juga personal. Banyak kenangan yang mengikat dirinya dengan sejarah dan budaya Malaysia, serta hubungan keluarganya dengan para tokoh penting dalam sejarah negara tersebut.
Kedekatan Sejarah dan Budaya Indonesia-Malaysia
Dalam kesempatan yang sama, Presiden menekankan bahwa hubungan antara Indonesia dan Malaysia memiliki fondasi kuat yang didasari oleh sejarah panjang, kesamaan budaya, serta hubungan darah dan etnis.
"Banyak sekali hubungan ini. Jadi saya merasa bahwa hal ini harus membuat hubungan antara Malaysia dan Indonesia lebih khas. There must be a special relationship between Malaysia and Indonesia," ucap Prabowo.
Prabowo juga menyebut bahwa banyak pemimpin Malaysia yang memiliki keluarga di Indonesia, mencerminkan kedekatan kedua negara yang sudah berlangsung selama berabad-abad.
Tantangan sebagai Kepala Negara
Meskipun kerap mengunjungi Malaysia, Prabowo mengaku bahwa kini perjalanan ke negeri tersebut terasa lebih menantang karena protokol yang lebih ketat sebagai seorang presiden.
"Tapi setelah jadi Presiden, lebih teruk, lebih tidak gampang seperti dulu. Sekarang protokolnya banyak, banyak yang kawal. Jadi saya minta maaf kalau bikin susah para petugas," ujar Presiden dengan nada bercanda.
Harapan untuk Hubungan Lebih Erat
Melalui kunjungan ini, Prabowo ingin memperkuat hubungan antara Indonesia dan Malaysia, tidak hanya dalam hal diplomasi, tetapi juga dalam membangun ikatan emosional yang lebih dalam antara kedua negara.
Bagi Prabowo, Malaysia bukan sekadar negara tetangga, tetapi juga bagian dari perjalanan hidupnya yang penuh kenangan. Persahabatannya dengan Sultan Ibrahim menjadi bukti nyata bagaimana hubungan personal bisa mempererat kerja sama antarnegara.
"Kita harus menjaga hubungan ini sebagai sesuatu yang istimewa," tegas Prabowo.
Kisah ini tidak hanya menggambarkan persahabatan pribadi, tetapi juga menjadi simbol harapan untuk masa depan hubungan Indonesia-Malaysia yang lebih erat dan saling mendukung.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kisah Kedekatan Prabowo dengan Sultan Ibrahim, 45 Tahun Persahabatan Dimulai di Amerika
Pewarta | : Antara |
Editor | : Imadudin Muhammad |